Tuesday 29 November 2016

Israel Terbakar, TV Indonesia Kurang Gencar Menyiarkan

Padahal, musibah kebakaran yang maha luas di Israel seharusnya berita heboh, dijamin ratingnya tinggi. Sayang, mimpi Anda untuk melihatnya di TV Nasional Indonesia baik swasta atau milik pemerintah sebaiknya dibuang jauh-jauh. 

Mengapa? I don' know, Bahasa gaulnya, tanya saja kepada rumput yang bergoyang. Padahal, sebagai sesama manusia, kita juga ingin tahu dan berempati bagaimana nasib manusia yang hidup di negara itu. Sebab, negara Yahudi itu dihuni berbagai etnis, ya Yahudi, ya Samaria, ya Arab. Mengapa pula kita tidak mendapat kabar dari tentang nasib sesama?

Jadi ke mana nyamuk nyamuk pers? Yang ganjil, mengapa di youtube video live banyak beredar? Ke mana perginya kebebasan pers untuk memuat berita? Bencana Chernobyl, Fukushima, hilangnya pesawat Malaysia Airlines, topan Tornado di AS, hingga tragedi segitiga Bermuda bisa menjadi berita hangat jangka panjang.

Tapi, Israel terbakar? Mengapa semua diam, mengapa semua bisu?

Kita hanya bisa menduga-duga. Kita hanya boleh mereka-reka, Toh pemilik media bukanlah jurnalis yang bernaluri tajam. Naluri tajam jurnalis bisa ditumpulkan oleh pemilik media. Pemilik media pun sebenarnya "gak bisa ngapa-ngapain". Bisnis bukan hanya keuntungan. Untuk apa mengambil risiko yang lebih besar dari keuntungan? Ya, risiko yang tidak terlihat. Risiko yang tidak kelihatan, namun akan wujud jika mengambilnya.

Nah, daripada blog ini juga dibredel tanpa alasan yang jelas, pertanyaan pada judul harap dijawab dalam hati.

No comments:

Post a Comment